Assalamu'alaikum wr wb...
Banyak kisah yang sebenernya belum banyak kita ketahui dari Al-Qur'an, dan hari ini aku mau share kisah Ashhabul Ukhdud dari surah Al-Buruuj ayat 1-12. Langsung ajaa...
ASHHABUL UKHDUD
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang Raja. Dia memiliki tukang sihir yang sudah tua. Si tukang sihir itu meminta kepada Raja, "Wahai Raja, kirimkanlah seorang pemuda pandai untuk kuajarkan sihir." Maka, Raja pun mencari dan menemukan pemuda yang paling pandai untuk diajari sihir. Akan tetapi, pemuda itu justru tertarik untuk belajar ilmu Allah kepada seorang ulama yang tinggal didekat rumahnya. Si ulama pun menyetujui, tetapi dengan syarat, tukang sihir tidak boleh tau, sebab dia pasti akan menghukum pemuda tersebut.
Suatu ketika, seekor binatang raksasa menghalangi jalan si pemuda. Lalu, ia mengambil batu dan berdo'a, "Ya Allah, jika ajaran ulama lebih Kau cintai dari ajaran sihir, bunuhlah binatang itu dengan lemparan batu ini." Si pemuda melemparkan batu dan
binatang raksasa itu pun mati. Dengan ilmu Allah yang diajarkan si ulama, si pemuda tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Orang-orang ramai berdatangan untuk berobat kepadanya. Suatu hari, datanglah seorang teman raja yang matanya buta.Suatu ketika, seekor binatang raksasa menghalangi jalan si pemuda. Lalu, ia mengambil batu dan berdo'a, "Ya Allah, jika ajaran ulama lebih Kau cintai dari ajaran sihir, bunuhlah binatang itu dengan lemparan batu ini." Si pemuda melemparkan batu dan
"Engkau dapat sembuh bila beriman kepada Allah." Kata si pemuda.
"Baiklah, aku beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa." Kata si teman Raja. Dengan izin Allah, si pemuda berhasil menyembuhkan matanya. Ketika Raja tau, dia pun marah, Raja memanggil ulama, pemuda, dan temannya itu.
"Kalau kalian terus menyembah Allah, kalian akan kubunuh!" Bentak Raja. Karena tetap beriman, Raja menghukum mati ulama dan temannya. Sementara itu, Raja memerintahkan agar si pemuda dijatuhkan dari puncak bukit yang tinggi.
"Ya Allah, lindungilah hamba dengan cara apa saja yang Engkau kehendaki." Do'a si pemuda. Bukit pun berguncang, para prajurit raja tergelincir dan tewas. Sedangkan, si pemuda selamat. Belum puas juga, Raja memerintahkan agar si pemuda dibawa ke tengah laut dan ditenggelamkan. Namun, ternyata cara itu tidak berhasil.
"Kalau engkau ingin membunuhku, panahlah aku dengan menyebut nama Allah." Ujar si pemuda kepada Raja. "Lakukanlah." Kata Raja kepada para prajurit.
"Kumpulkan rakyat banyak untuk menyaksikan!" Si pemuda pun diikat pada sebatang pohon kurma dan dengan menyebut nama Allah, panah dilepaskan. Si pemuda pun wafat.
"Ternyata Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan, bukan Raja!" Teriak seluruh rakyat. Melihat rakyatnya banyak yang beriman kepada Allah, Raja semakin murka.
"Galilah parit-parit panjang (ukhdud)! Nyalakan api! Lempar orang-orang beriman itu ke dalam sana," kata Raja.
Lalu, secara ajaib seorang ibu mendengar bayinya bicara, "Jangan takut, Ibu. Sesungguhnya kita berada dalam kebenaran." Maka, sang ibu pun melompat ke dalam parit bersama bayinya dan orang-orang lain yang beriman. Orang-orang beriman itulah yang disebut Ashhabul Ukhdud.
Gimana?? Menarik bukan? Kisah ini mengajarkan kita untuk teguh pada keimanan kita. Menghadapi apapun, sekalipun itu nyawa kita sendiri untuk tetap berada dijalan Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang dirahmati-Nya. Aamiin. Semoga bermanfaat dam menambah wawasan kita semua. Terima kasih^^
Wassalamu'alaikum wr wb...
0 Says:
Post a Comment